Senin, 22 Desember 2014

Lokomotif

Setelah mengenal tentang kereta api secara umum, kali ini kita akan membahas bagian pertama dari kereta api, yaitu lokomotif. Apa itu lokomotif ??? Mari kita simak penjelasan dibawah ini.... ^_^

Lokomotif -

Adalah komponen utama dari jenis kereta api konvensional, yaitu sebagai sumber tenaga yang dimana terdapat mesin untuk menggerakkan. Biasanya rangkaian ini terdapat di depan atau belakang sendiri dalam rangkaian kereta yang berfungsi sebagai penarik atau pendorong, orang yang bertugas menjalankan rangkaian ini adalah masinis (berasal dari Bahasa Belanda machinist yang berarti "juru mesin"), dan masinis menjalankan suatu rangkaian kereta api berdasarkan perintah lalu lintas dari Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) melalui sinyal yang terletak di pinggir rel.
 Lingkaran besar adalah lokomotif, dan lingkaran kecil adalah masinis
Awal ditemukannya lokomotif, berawal dari sebuah kereta yang ditarik oleh pedati yang terdiri atas 4,6,hingga lebih ekor kuda. Setiap jarak tertentu, kereta ini berhenti di pemberhentian untuk diganti kuda yang baru, setelah ditemukannya mesin uap oleh James Watt barulah lokomotif berganti menjadi mesin yang lebih bertenaga.

Jenis-jenis

Setelah membahas pengertian dari lokomotif, sekarang kita membedah lebih dalam tentang jenis-jenis mesinnya berawal dari penemuan awal:

     -)Lokomotif Uap

Lokomotif Uap B5112 menarik KA Wisata Ambarawa (sumber: foto.semboyan35.com)
Lokomotif uap merupakan generasi awal dari lokomotif kereta api, penggeraknya adalah uap air yang dihasilkan dari ketel uap yang berisi air yang dipanaskan. Lokomotif uap membutuhkan energi uap panas bertekanan tinggi untuk menggerakan rangkaian piston yang dihubungkan langsung dengan roda-roda kereta melalui batang penghubung. Dalam mesin lokomotif uap, bahan bakar berupa kayu,batu bara  dimasukkan dari tender ke perapian di dalam kabin loko oleh pembantu masinis (assisten masinis). Kemudian,bahan bakar berupa kayu,batu bara dipanaskan di tungku perapian hampir sekitar 1400 derajat, butuh hingga berjam-jam untuk memanaskan bahan bakar tersebut untuk mendidihkan air di ketel uap untuk dijadikan uap air.


KALAU MASIH BINGUNG PENJELASANNYA, BISA LIHAT DI VIDEO INI cara kerja lokomotif uap

Jenis Tender (gerobak pengangkut bahan bakar) pada lokomotif uap

 Tender menyatu dengan loko, seperti loko B25 yang menjadi loko KA Wisata Ambarawa, TENDER loko itu terletak di sebelah sisi kanan-kiri loko (berbentuk kotak tepat diatas kepala seseorang)

Sebelum mengenal jenis tender, kita lebih dahulu mengenal TENDER, APA ITU??? mari kita kupas di pembahasan ini.
TENDER merupakan sebuah kotak atau gerobak yang berisi bahan bakar loko (berupa tandon air dan tempat kayu atau batu bara yang diletakkan terpisah untuk penggerak utama loko), keberadaanya disini sangatlah penting bagi loko generasi pertama ini. Tanpanya, lokomotif tidak bisa bergerak untuk menarik rangkaian kereta, tender disini dibagi menjadi dua.
a) Tender lokomotif
Tipe yang menyatu dengan lokomotif  (gambar diatas), menurut data yang didapat dari Wikipedia jenis ini umumnya terdapat pada loko yang umumnya berukuran kecil dan tahun pembuatannya dibawah 1900'an, kapasitas angkutnya kecil sehingga daya jelajahnya terbatas. Lokomotif dengan jenis ini diantaranya B13,B22,B25,B27,BB10,BB84,C12,C14,C15,dan masih banyak lagi.

b) Tender lepas
Lokomotif B5112, salah satu diantara lokomotif uap berjenis tender lepas, tender digandeng dengan loko (sumber: m.rmol.co)
Setelah membahas tentang tender loko, sekarang kita membahas jenis kedua yaitu tender lepas. TENDER LEPAS, merupakan jenis yang dimana tender tidak menyatu dengan bodi lokomotif tetapi sebaliknya yaitu tender digandeng dengan lokomotif layaknya sebuah rangkaian. Biasanya lokomotif jenis ini mayoritas berukuran besar,daya jelajahnya mengengah-atas, dan tahun buatannya 1900 keatas. Bilamana anda menjumpai sebuah rangkaian berbentuk gerobak persis setelah loko itu bukan gerbong, melainkan tender jenis lepas. Lokomotif dengan jenis ini diantaranya B50,B51,B52,C51,C53,C54,CC50,D50,D51,D52

Jenis Artikulasi Penggerak

Setelah mempelajari tender, sekarang mempelajari tentang jenis artikulasi roda penggerak. Pada akhir abad ke-19, yang merupakan zaman keemasan jenis lokomotif generasi pertama ini, karena sudah banyak orang maupun barang yang menggunakan alat transportasi ini sebagai angkutan keseharian dan secara otomatis semakin bertambahnya jumlah beban kereta serta si loko harus lebih kuat dan bertenaga ditambah lagi trek (jalur) tidak selalu datar di setiap wilayah, melainkan menanjak karena melewati perbukitan dan tikungan yang bervariasi mulai dari radius kecil (tikungan tajam) sampai besar (tikungan kecil). Lokomotif-lokomotif kecil yang belum mempunyai teknologi akan tantangan ini tentunya tidak mampu lagi, seiring dengan perkembangan teknologi, para insinyur berpikir keras untuk bisa membuat mesin uap kombinasi dan menambah ukuran dari loko itu menjadi besar dan panjang serta mempunyai banyak roda penggerak, sebelumnya Staatspoorwegen yang merupakan perusahaan kereta api Belanda di Hindia-Belanda (Indonesia) waktu itu sudah menjawab tantangan itu dengan mendatangkan loko F10 dari Hanomag (Jerman) dan Werkspoor (Belanda) untuk melahap jalur Jawa Barat yang dikenal berliku-liku dan tanjakannya tinggi, akan tetapi si Javanic sebutan lain loko ini memiliki kelemahan yaitu roda penggerak utama memiliki keausan tinggi. Para insinyur berpikir lagi bagaimana loko bisa melahap pegunungan dengan tikungan yang tajam dengan sempurna, akhirnya lahir teknologi yaitu Articulated Locomotive. 3 jenis lokomotif artikulasi (Articulated Loco) sebagai biang utama kemajuan, diantaranya tipe Mallet yang dikembangkan oleh Anatole Mallet dari Swiss, tipe Garratt dikembangkan oleh Herbert William Garratt dari Inggris,dan tipe Meyer dikembangkan oleh Jean-Joaques Meyer dari Prancis.

1) Tipe Mallet
Lokomotif BB10, salah satu tipe lokomotif Mallet di Indonesia (Sumber: www.flickr.com)

Ini merupakan generasi pertama dari Lokomotif Artikulasi, dikembangkan oleh Anatole Mallet dari Swiss tahun 1876. Roda penggerak dibawah tungku dan mempunyai tekanan uap yang tinggi, kemudian menjadi tekanan uap rendah disalurkan ke roda penggerak depan. Pada jenis ini, roda penggerak loko lebih seperti roda penggerak pada mobil yang dimana roda penggerak belakang tetap pada bodi sedangkan roda pengerak depan bisa berbelok sesuai tikungan rel. Jenis loko ini digunakan di Hindia-Belanda (sekarang Indonesia) oleh Staatspoorwegen.

2) Tipe Garrat
Lokomotif tipe ini mempunyai 2 tender, dimana 2 tender ini terdapat roda penggerak. Jadi, pada tipe ini roda penggerak berada di tender depan dan belakang, dikembangkan oleh insinyur Inggris bernama Herbert William Garratt. Namun, tipe ini tidak digunakan di Indonesia.
 (Lokomotif uap tipe Garratt, sumber: arsip76r.blogspot.com)

3) Tipe Meyer
 Dikembangkan oleh insinyur Prancis bernama Jean Joaques Meyer. Tipe ini hampir sama dengan Mallet, yaitu roda penggerak di bawah tungku akan tetapi pada tipe ini semua roda penggerak mempunyai tekanan uap yang sama besarnya. Tipe ini juga pernah digunakan di Indonesia.
Tipe-tipe articulated locomotive (Sumber: aabandema.blogspot.com)

-) Lokomotif Diesel

CC 201, salah satu tipe Lokomotif Diesel jenis Elektrik

Peradaban manusia semakin tinggi, teknologi semakin maju. Transportasi angkutan massal seperti kereta api semakin banyak penggunanya, beban semakin lebih berat. Dan di zaman kemajuan ini ketepatan waktu menjadi hal yang penting, sebuah mesin harus lebih cepat dan bertenaga. Pada tengah abad ke-20 peran lokomotif uap mulai pudar karena sudah tidak mampu lagi bersaing dengan perkembangan zaman apalagi di Indonesia pada saat itu, hutan kayu jati mulai menipis sehingga tidak memungkinkan untuk kelangsungan loko uap, minyak residu sebagai bahan bakar pengganti kayu jati menghasilkan gas buang bewarna pekat dan menimbulkan polusi. Setelah ditemukannya mesin diesel oleh Rudolf Diesel pada tahun 1893, revolusi dunia permesinan salah satu diantaranya lokomotif. Mesin uap yang dirasa kurang efisien mulai diganti oleh mesin penemuan insinyur berkebangsaan Jerman itu. Permulaan pun dimulai pada tahun 1912 di Swiss, tetapi hasil percobaan ini kurang efisien lalu dilanjutkan di Jerman pada tahun 1932 dengan memperbarui sekaligus membenahi kekurangan selama percobaan pertama di Swiss sehingga lebih efisien (berdaya guna).

Baru 2 tahun kemudian pada tanggal 26 Mei, percobaan di Amerika Serikat. Kereta api yang dihela loko diesel menempuh perjalanan hingga 1.633 km antara Denver-Chicago (baca: Cikego). Lokomotif percobaan yang dibuat oleh perusahaan KA Chicago, Burlington, and Quincy bernama Pioneer Zephyr itu menempuh perjalanan dengan kecepatan sekitar 124 km/jam. Sejak itulah, lokomotif diesel mulai digunakan secara bertahap menggantikan loko uap.

Lokomotif diesel Pioneer Zephyr memasuki stasiun di East Dubuques, Illionis (sumber: en.wikipedia.org)

Lokomotif diesel menggunakan bahan bakar solar, lokomotif ini sudah tidak memerlukan lagi yang namanya tender karena sudah ada persediaan tangki solar.

Karena zaman terus maju dan penemuan-penemuan baru dari para insinyur, mesin lokomotif diesel ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
 
1) Lokomotif Diesel Mekanis
loko ini bergerak menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga, kemudian disalurkan ke roda penggerak melalui transmisi mekanik, biasanya loko ini bertenaga HP (Horse Power) kecil. Salah satu loko diesel mekanis yang pernah berdinas di Indonesia diantaranya Bima Kunting I,II, dan III.

2) Lokomotif Diesel Elektrik
mesin diesel justru tidak dipakai untuk bahan penggerak langsung, melainkan generator listrik agar mengeluarkan daya listrik sebagai sumber tenaga motor listrik untuk disalurkan ke roda penggerak. Jenis loko ini mayoritas digunakan di Indonesia dan masih selalu berdinas untuk menghela kereta api, Lokomotif ini diantaranya CC201,CC202,CC203,CC204,CC205,CC206.

CC 201, Lokomotif diesel elektrik buatan GE USA di Indonesia
CC 203
CC 206, loko diesel elektrik terbaru di Indonesia

3) Lokomotif Diesel Hidraulik
menggunakan mesin diesel sebagai tenaga untuk memompa oli yang kemudian disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. Di Indonesia, loko ini pernah berjaya pada tahun 1970-1980'an akan tetapi sekarang lokomotif ini tinggal sedikit karena keterbatasan suku cadang. f ini Lokomotif ini diantaranya C300,D300,D301,BB301,BB302,BB303,BB304,BB305,BB306.

4) Lokomotif Listrik
Lokomotif ini hampir sama dengan diesel elektrik, namun tidak menghasilkan listrik sendiri. Listrik diperoleh dari tiang penyuplai listrik di sepanjang jalur dilewati loko tersebut, hampir sama dengan KRL akan tetapi KRL hanya berupa rangkaian tanpa loko. Kalau ini loko dengan mesin diesel lalu listrik diperoleh seperti halnya KRL. Lokomotif yang pernah dinas di Indonesia yaitu ESS 3201 atau loko "Bon-Bon" pada zaman kolonialis Belanda (Staatspoorwegen), sekarang loko itu digunakan sebagai KA Wisata Djoko Kendil di Jakarta.

Jumlah Roda Penggerak

Setelah kita mengenal lokomotif beserta jenis-jenis berdasarkan mesin. Sekarang kita membahas tentang jumlah roda penggerak, ini diperlukan untuk penjenisan banyaknya jumlah roda penggerak loko. Jumlah roda penggerak disini dibagi menjadi 2, yaitu Klasifikasi UIC , Notasi Whyte.
 
1) Klasifikasi UIC
Sistem ini digunakan untuk susunan roda untuk lokomotif yang diatur menurut peraturan-peraturan  Persatuan Perusahaan Kereta Api Sedunia (Union Internationale des Chemins de Fer, UIC) No. 540, susunan ini dipakai di seluruh kereta api dunia, di Amerika Serikat menggunakan Susunan Roda AAR.
Strukturnya disini juga dibagi menjadi:
- Huruf Kapital
Huruf disini menjelaskan banyaknya gandar (roda penggerak) yang dimulai dari B yang berarti mempunyai 2 gandar penggerak, C berarti mempunyai 3 gandar pengerak dan D yang memiliki 4 penggerak, BB memiliki 2-2 gandar yang berarti kombinasi 2 penggerak depan ditambah 2 penggerak belakang, CC memiliki 3-3 penggerak, dan DD berarti 4-4 penggerak. Contohnya : B51,C300, BB204, CC203, DD52.
 
- Huruf "o"
mempunyai motor traksi

- Petik Tunggal (')
Roda penggerak ditempatkan di atas bogie (tempat roda)

- Angka atau Konfigurasi
Angka disini digunakan untuk roda penunjang, bukan roda penggerak. Roda penunjang disini hanya untuk menyangga beban loko agar mengurangi beban gandar,  contohnya A1A yang artinya 1 bogie terdapat 3 gandar, 2 diantaranya (A) gandar penggerak dan 1 disini roda idle/penunjang.

-  Tanda Akhiran
digunakan untuk mengetahui lebih detail tentang jenis-jenis lokomotif. Berupa huruf atau kata, diantaranya
> h = uap panas
> n = uap jenuh
> v = uap kombinasi
> Turb = Turbin
> T = Tangki/Tender
> Tr = lokomotif trem
(sumber = id.wikipedia.org)

2) Notasi Whyte
Sistem ini menggunakan angka untuk mengetahui gandar dan jenis lokomotif uap, ditemukan oleh Frederick Methvan Whyte dari Belanda yang bekerja di Amerika Serikat. Penomoran ini disusun dari bagian depan loko yaitu kepala hingga belakang (ruang masinis), contoh pada lokomotif uap B25 yang memiliki notasi 0-4-2T yang berarti dari depan tidak ada roda penunjang (0), dan 4 disini berasal dari jumlah roda penggerak loko yang aslinya berjumlah dua tapi dihitung dari sisi samping (kiri dan kanan) seolah-olah dipisah, 2 disini dimaknai sebagai roda penunjang aslinya 1 roda. Bisa menjadi 2 karena dihitung dari sisi samping (kiri-kanan), dan T disini berjenis Tender Lokomotif

Penomoran Seri

setelah mempelajari jumlah roda penggerak, sekarang bergerak ke sistem penomoran. Disini sistem penomoran digunakan pada lokomotif dan kereta, sistem ini pertama kali dikenalkan Belanda ke Indonesia lewat perusahaan KAnya yaitu NIS (Nederlansch Indies Spoorweg), Staatspoorwegen dan anak-anak perusahaannya seperti SDS (Serajoedal Stoomtram Maatscappij), SoTM (Solo Tram Maatscappij), SCS (Semarang-Chirebon Stoomtram Maatscappij), dan masih banyak lagi. Sistem penomoran disini untuk mengetahui kepemilikan perusahaan, dan nomor urut lokomotif, misal SS 500, NIS 1100, DSM 277. Saat pendudukan Jepang ke Indonesia, sistem penomoran seri diubah menjadi sistem yang mengikuti jumlah gandar (roda) dan digunakan Perkeretaapian Indonesia hingga kini.
Pada saat ini, sistem penomoran lokomotif di Indonesia adalah
[jumlah roda penggerak dalam satuan huruf kapital]- [klasifikasi lokomotif]- [mulainya tahun berdinas]- [nomor urut individu]- [Dipo pemilik] . Klasifikasi lokomotif disini berisi tentang jenis mesin diesel dan nomor seri yang dimulai dari 00 berarti seri pertama. Keterangan untuk jenis mesin diesel:
1 yang berarti bermesin listrik (dahulunya diesel mekanik)
2 yang berarti bermesin diesel elektrik
3 yang berarti bermesin diesel hidraulik

contoh: CC 201 77 01 DIPO INDUK SDT , disini diartikan CC bahwa lokomotif tersebut memiliki gandar kombinasi 3-3. 201 (2 yang berarti loko berjenis diesel elektrik). 201 (01 disini diartikan bahwa loko tersebut merupakan seri kedua dari loko sebelumnya yaitu CC 200). 77 yang berarti tahun dinasnya dimulai pada tahun 1977. 01 berarti nomor urut individu pertama. DIPO INDUK SDT merupakan lokomotif milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya.

Saya akan menambahkan lagi tentang daftar dipo :
SDT = Sidotopo, Surabaya
JR = Jember
MN = Madiun
CN = Cirebon
JAKK = Jakarta Kota
JNG = Jatinegara
BD = Bandung
ML = Malang Kota Baru
SMC = Semarang Poncol
THB = Tanah Abang
BW = Banyuwangi
KPT = Kertapati, Sumatra
TNK = Tanjung Karang, Sumatra

 

 Demikian penjelasan saya mengenai lokomotif, apabila ada kekurangan atau penjelasan terlalu ruwet mohon dimaafkan. Semoga anda paham betul tentang lokomotif ^-^



 











Tidak ada komentar: